Sambas (Kalbar Sepekan) – Kasus penularan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sambas dari Januari hingga Oktober 2023 mencapai total 116 kasus. Lonjakan kasus ini terutama terjadi pada bulan September lalu dengan total 59 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. Ganjar Eko Prabowo, menjelaskan perkembangan terkini ini.
Menurutnya, per tanggal 7 September 2023, ada penambahan 1 kasus DBD, sementara 2 pasien sembuh, dan 4 orang dirawat di RSUD Sambas, sedangkan di rumah sakit lain tidak ada pasien DBD.
Total kasus DBD di Sambas hingga 7 Oktober 2023 mencapai 116 orang. Dari angka tersebut, 110 orang telah sembuh, sementara 4 orang masih dirawat di RSUD Sambas. “Hingga saat ini, jumlah kematian akibat DBD masih 2 kasus,” tambahnya.
Dr. Ganjar Eko Prabowo menjelaskan bahwa berdasarkan laporan bulanan di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sambas, jumlah kasus tertinggi terjadi pada September 2023, yaitu sebanyak 59 kasus. Pada Agustus 2023, tercatat 31 kasus, dan pada Oktober 2023 sudah ada 12 kasus.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lonjakan kasus DBD ini. Pertama, faktor cuaca. Musim hujan yang berkepanjangan dan curah hujan yang tinggi menciptakan genangan air, yang merupakan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Faktor kedua adalah daya tahan tubuh yang buruk. Orang yang memiliki sistem imun yang lemah cenderung lebih rentan terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh sangat penting dalam mencegah DBD.
Faktor ketiga adalah kebersihan lingkungan. Pembuangan sampah sembarangan dapat menciptakan tempat berkembang biak nyamuk. Sampah-sampah yang berserakan dapat menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan adalah langkah penting dalam pencegahan DBD.
Upaya pencegahan DBD terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah fogging, yaitu pengasapan insektisida di wilayah-wilayah dengan kasus DBD. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang cara mengurangi risiko penularan DBD juga menjadi bagian dari upaya ini.
Masyarakat juga diminta untuk tidak menganggap remeh penyakit DBD dan segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri sendi, dan ruam kulit. Pengobatan dini dapat mencegah komplikasi serius akibat DBD.
Pemerintah Kabupaten Sambas juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, seperti membersihkan bak mandi, penampungan air, dan memastikan tidak ada tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk. Dengan kerjasama dan kesadaran bersama, diharapkan kasus DBD dapat ditekan dan masyarakat tetap sehat.