Sambas (Kalbar Sepekan) – Harga karet di Kalimantan Barat, terutama di Kabupaten Sambas, mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Di Sambas, harga karet mencapai Rp13.500 per kilogram, sebuah lonjakan dari harga sebelumnya yang hanya sekitar Rp10.000 per kilogram.
Junaidi, seorang petani di Sendoyan, mengungkapkan bahwa kenaikan nilai jual karet ini sangat membantu meningkatkan pendapatan petani. “Harga karet sekarang sudah naik dan itu sangat bagus. Dengan tingkat kekeringan standar, kami beli dari petani seharga Rp13.000 per kilogram,” katanya.
Kenaikan tersebut diharapkan dapat terus berlanjut agar pendapatan petani semakin meningkat dan daya beli mereka membaik. “Karet masih menjadi salah satu sumber utama pendapatan petani. Kami berharap harga ini terus membaik,” tambah Junaidi.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero, menyebutkan bahwa meskipun nilai jual naik sedangkan luas lahan karet di Kalbar justru menurun, kini hanya sekitar 590 ribu hektare dengan produksi mencapai 230 ribu ton per tahun.
“Jumlah pabrik karet di Kalbar juga menurun, dari 17 pabrik kini hanya tersisa lima. Meski demikian, harga yang membaik ini menjadi peluang bagi petani untuk terus membudidayakan karet,” ujar Heronimus.
Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, Kalimantan Barat bahkan mendatangkan karet dari Pantai Gading, Afrika. “Kami terus mendorong petani untuk menjaga kebun karet mereka agar produksi tetap berkelanjutan,” jelasnya.
Pemerintah juga berupaya mendorong revitalisasi kebun karet masyarakat. Pada tahun 2024, ada program peremajaan kebun seluas 15 hektare untuk memastikan karet tetap berkelanjutan.
“Dari sisi hilir, kami mendorong penggunaan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar untuk menjaga harga dan kualitas karet. Ini efektif untuk memangkas rantai pasar sehingga petani mendapatkan harga yang lebih baik,” tutup Heronimus.
Sumber : Suara Kalbar
