Sambas (Kalbar Sepekan) – Bupati Sambas, Satono, menegaskan bahwa penyelenggaraan Karnaval Tenun Sambas merupakan wujud nyata apresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sambas terhadap pelestarian budaya lokal, khususnya kain tenun yang menjadi kebanggaan daerah. Dalam acara yang berlangsung pada Minggu (4/8/2024) di Jalan Pembangunan Sambas, Desa Dalam Kaum, Satono melepas 34 peserta yang mengikuti karnaval tersebut.
Satono menjelaskan bahwa improvisasi yang dilakukan para desainer terhadap kain tenun Sambas memberikan dimensi baru pada penggunaannya. Kini, kain tenun tersebut tidak hanya terbatas pada acara kesenian, tetapi juga memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai kesempatan lainnya. “Kabupaten Sambas adalah daerah yang kaya budaya, dan kain tenun ini memiliki potensi luar biasa yang perlu terus dikembangkan,” ujar Satono.
Lebih lanjut, Bupati Satono menekankan pentingnya mengekspos potensi budaya kain tenun Sambas ke tingkat nasional dan internasional. Mengingat posisi strategis Sambas sebagai daerah perbatasan, ia berharap bahwa kain tenun ini dapat dikenal lebih luas, tidak hanya di kalangan masyarakat lokal. “Potensi budaya seperti ini perlu terus dikembangkan agar dikenal di tingkat nasional bahkan internasional,” tambahnya.
Satono juga menyoroti nilai sejarah kain tenun Sambas yang telah diakui oleh UNESCO, menunjukkan betapa berharganya warisan budaya ini. Ia berharap generasi muda dapat terus melestarikan seni budaya kain tenun ini, agar sejarahnya tetap hidup di masa depan. “Kain tenun Sambas telah mendapat apresiasi dari UNESCO, ini membuktikan nilai sejarah yang tinggi. Kita harus melestarikannya untuk anak cucu kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Sambas, Yunisa, menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti Karnaval Tenun Sambas dapat semakin memperkenalkan Kabupaten Sambas di kancah nasional dan internasional, terutama dalam mempromosikan potensi kain tenun Sambas. Ia juga menekankan pentingnya kreativitas para desainer dalam mengembangkan dan mengombinasikan kain tenun khas Sambas agar dapat digunakan dalam berbagai acara seni dan budaya, sehingga kain ini tidak hanya terbatas pada acara formal saja.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mempromosikan warisan budaya lokal, yaitu tenun Sambas, serta mendorong kreativitas para pengrajin dalam menciptakan karya-karya yang dapat menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah,” kata Yunisa. Ia berharap hal ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.