Landak (Kalbar Sepekan) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, sejak Rabu (22/1/2025) hingga Kamis (23/1/2025) menyebabkan banjir besar melanda tujuh kecamatan. Ketinggian air di beberapa wilayah bahkan mencapai hampir setinggi atap rumah warga, atau sekitar 1,5 meter, menjadikan banjir kali ini sebagai yang terparah sejak 2008.
Menurut keterangan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak, Herman Masnur, mengungkapkan bahwa kecamatan yang terdampak banjir meliputi Menyuke, Meranti, Banyuke Hulu, Mempawah Hulu, Menjalin, Mandor, dan Ngabang. “Saat ini data masih belum lengkap karena kepala desa masih sibuk membantu warga terdampak,” ujar Herman.
Di Kecamatan Menyuke, Kapolsek Ipda Aprianus Sabari melaporkan bahwa ketinggian air di jalan raya mencapai 1 meter pada Rabu sore. Kondisi ini membuat arus lalu lintas di jalan lintas Darit-Bengkayang lumpuh total. “Baik kendaraan roda dua maupun roda enam tidak bisa melintas,” jelas Aprianus.
Dengan demikian pihak kepolisian dan BPBD Kabupaten Landak telah berkoordinasi untuk memantau situasi dan mengantisipasi kenaikan air lebih lanjut. “Kami juga menyiapkan tempat pengungsian dan melakukan evakuasi untuk warga terdampak. Semua langkah diambil untuk memastikan keselamatan masyarakat,” tambahnya.
Banjir Terparah Sejak 2008
Seorang warga Desa Menyuke, Rodi, mengungkapkan bahwa banjir kali ini menjadi yang terburuk yang pernah ia alami. “Banjir mulai naik sejak Kamis pagi. Ini banjir terparah, sebelumnya daerah ini biasanya tidak terendam banjir,” kata Rodi.
Ia juga menambahkan bahwa ketinggian air di Pasar Darit, salah satu pusat aktivitas masyarakat, diperkirakan mencapai lebih dari dua meter. Akibatnya, akses jalan antardesa terputus, membuat warga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. “Kami kesulitan keluar desa karena genangan air terlalu tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, warga lainnya menyebutkan bahwa banyak rumah terendam air, mengakibatkan sebagian besar barang milik mereka rusak. Beberapa keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti di balai desa dan tempat penampungan sementara yang disiapkan oleh pihak berwenang.
Penyebab dan Upaya Penanganan
Sementara itu menurut BPBD Kabupaten Landak, banjir ini terjadi akibat meluapnya sungai-sungai besar di wilayah tersebut setelah curah hujan ekstrem selama beberapa hari terakhir. Herman Masnur menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu membuat wilayah ini lebih rentan terhadap banjir.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah terus melakukan pemantauan dan langkah penanganan di lapangan. Alat berat dikerahkan untuk membuka akses jalan yang terputus, sementara bantuan logistik berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan mulai didistribusikan ke lokasi terdampak.
“Masyarakat diimbau tetap waspada, terutama jika hujan kembali turun dalam beberapa hari ke depan,” kata Herman. Ia juga meminta warga untuk segera melapor jika ada kondisi darurat yang membutuhkan penanganan cepat.
Warga Diminta Tetap Waspada
Banjir yang melanda tujuh kecamatan ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana di wilayah rawan banjir seperti Kabupaten Landak. Pemerintah Kabupaten Landak berharap agar masyarakat tetap waspada dan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam menghadapi situasi ini.
Dengan kondisi yang terus dipantau, harapannya banjir dapat segera surut dan aktivitas masyarakat kembali normal. Namun, sampai saat ini, ancaman cuaca ekstrem masih menjadi perhatian utama di Kabupaten Landak diawal tahun 2025 ini.