Kasus Kecelakaan di Pal 16 Ngabang Selesai

Ngabang (Kalbar Sepekan) – Kasus kecelakaan lalu lintas di kawasan Pal 16, Ngabang, Kabupaten Landak, akhirnya mencapai titik penyelesaian setelah melalui rangkaian proses panjang yang melibatkan keluarga korban, perusahaan PT. Marga Dinamika Perkasa (MDP), tokoh adat, dan pihak kepolisian.

Insiden tersebut sebelumnya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga besar korban karena mengakibatkan meninggalnya Elisabet Ostrita Kause serta menimbulkan luka pada satu korban lainnya pada (8/11/25) lalu.

Peristiwa ini sempat memicu rencana aksi penutupan kantor sebagai bentuk protes dan tuntutan pertanggungjawaban dari pihak keluarga, namun rencana tersebut resmi dibatalkan setelah permasalahan diselesaikan melalui jalur adat dan hukum dengan penuh itikad baik.

Penyelesaian kasus ini ditempuh melalui musyawarah yang dilakukan secara kekeluargaan, melibatkan tokoh adat Dayak, keluarga besar korban, serta pihak perusahaan MDP. Pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan hadir dan menyatakan komitmennya untuk menanggung seluruh kerugian yang timbul akibat insiden tersebut. Bentuk tanggung jawab tersebut termasuk biaya pengobatan bagi korban selamat serta biaya santunan bagi keluarga korban meninggal.

Pertemuan resmi antara keluarga korban dan pihak perusahaan berlangsung di Polres Landak sebagai penegasan bahwa penyelesaian telah dilakukan secara sah, terbuka, dan bermartabat. Proses ini juga menunjukkan bahwa penyelesaian secara adat memiliki ruang yang kuat dalam budaya masyarakat Dayak untuk mendampingi proses hukum formal.

Perwakilan keluarga korban, Noven Honarius, menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas penyelesaian yang dicapai. Menurutnya, perusahaan menunjukkan sikap terbuka dan bertanggung jawab sehingga keluarga dapat menerima kesepakatan damai tersebut.

“Puji Tuhan, kemarin sudah terjadi penyelesaian di Polres Landak. Pihak perusahaan sudah bersedia bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut, baik biaya kerugian maupun biaya pengobatan. Kami tidak menuntut lebih daripada itu,” kata Noven.

Ia menambahkan bahwa prosesi adat di lokasi kejadian juga telah dilaksanakan pada Selasa, 2 Desember 2025, sebagai simbol penyelesaian budaya sesuai tradisi masyarakat Dayak. Prosesi tersebut menandai berakhirnya seluruh proses penyelesaian secara adat dan menjadi penyejuk bagi keluarga besar korban.

“Dari semua proses itu, sepenuhnya kami serahkan kepada pihak keluarga besar korban. Sekali lagi terima kasih kepada pihak media dan semua yang mengawal,” ujarnya.

Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, keluarga korban menyatakan tidak lagi memiliki tuntutan lanjutan terhadap perusahaan. Mereka berharap penyelesaian tersebut dapat menjadi contoh bagi penyelesaian persoalan serupa, bahwa penghormatan terhadap adat istiadat, komunikasi terbuka, dan tanggung jawab sosial perusahaan dapat berjalan beriringan tanpa menimbulkan konflik berkepanjangan.

Penyelesaian kasus ini juga memberikan pesan moral bagi masyarakat luas bahwa pendekatan kemanusiaan, penyelesaian adat, serta kehadiran perusahaan yang bertanggung jawab mampu menciptakan suasana yang damai dan konstruktif. Selain itu, peran kepolisian dan tokoh adat dalam memfasilitasi dialog turut menjadi bagian penting dalam menjaga keharmonisan antara masyarakat dan pihak perusahaan.

Kasus kecelakaan di Pal 16 Ngabang kini resmi dinyatakan selesai, baik secara adat maupun hukum. Keluarga besar korban berharap tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi, serta mengajak semua pihak untuk lebih berhati-hati di jalan raya.
Mereka juga menegaskan bahwa penyelesaian yang ditempuh ini bukan hanya menyudahi perkara, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada almarhumah Elisabet Ostrita Kause dan simbol kebaikan bersama dalam menghadapi musibah.