Singkawang (Kalbar Sepekan) – Sebanyak 50 remaja yang sebelumnya terjaring dalam aksi balapan liar dan tawuran di Kota Singkawang kini mengikuti pelatihan disiplin dan pembentukan karakter di Resimen Induk Kodam (Rindam) XII/Tanjungpura. Pelatihan ini dijadwalkan berlangsung selama dua minggu, mulai 22 Juni hingga 4 Juli 2025, sebagai langkah nyata Pemerintah Kota Singkawang dalam menanggulangi maraknya kenakalan remaja.
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda. Menurutnya, pelatihan ini tidak dimaksudkan sebagai hukuman, melainkan sebagai bentuk pembinaan agar anak-anak muda yang terlibat dalam aksi negatif bisa kembali ke jalur yang benar.
“Program ini bertujuan untuk membentuk kedisiplinan, karakter, dan rasa tanggung jawab di kalangan remaja. Kita ingin mereka menyadari bahwa tindakan seperti balap liar dan tawuran sangat membahayakan, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain,” ujar Tjhai Chui Mie, Rabu (26/6).
Puluhan remaja tersebut sebelumnya telah beberapa kali terjaring dalam razia gabungan antara Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, serta pihak kepolisian. Lokasi aksi balap liar dan tawuran ini biasanya terjadi di beberapa ruas jalan protokol pada malam hingga dini hari.
Dalam pelatihan yang difasilitasi langsung oleh personel militer Rindam XII/Tanjungpura, para peserta akan mendapatkan materi disiplin dasar, pembinaan fisik, pelatihan mental, hingga sesi konseling psikologis. Menurut Wali Kota, pendekatan ini sengaja dipilih agar anak-anak tersebut tidak hanya diberi arahan secara fisik, tetapi juga disentuh dari sisi emosional dan mentalnya.
“Kita siapkan mentor yang bukan hanya melatih fisik, tapi juga memahami psikologi anak-anak ini. Kita ingin tahu, kenapa mereka bisa nekat ikut tawuran atau balapan? Apakah karena masalah keluarga, pergaulan, atau tekanan sosial? Semua ini harus kita pahami agar pembinaan bisa tepat sasaran,” jelasnya.
Langkah ini juga menjadi bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang dalam menciptakan kota yang lebih aman dan tertib. Menurut Tjhai Chui Mie, pembinaan seperti ini merupakan upaya mencegah anak-anak muda terjerumus lebih dalam ke dunia negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
“Kita semua bertanggung jawab atas generasi muda ini. Mereka adalah masa depan Singkawang, masa depan bangsa. Maka dari itu, kita tidak bisa hanya menegur. Kita harus beri solusi dan pendampingan,” tegasnya.
Tjhai Chui Mie juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih aktif mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka. Ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak sejak dini.
“Tanpa dukungan orang tua, pembinaan ini tidak akan berhasil maksimal. Kita harap para orang tua juga ikut turun tangan, memperhatikan pergaulan anak-anak, memberi nasihat, dan menjadi contoh yang baik di rumah,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia juga memperingatkan bahwa apabila masih ditemukan remaja yang kembali terlibat dalam aksi balapan liar dan tawuran, maka mereka akan kembali dikirim ke Rindam XII/Tanjungpura untuk mengikuti pelatihan serupa.
“Kalau masih nakal, ya siap-siap dikirim lagi ke pelatihan. Kami tidak akan mentolerir aktivitas yang meresahkan masyarakat. Singkawang harus aman dan nyaman untuk semua,” tegasnya.
Program pelatihan ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat dan tokoh pendidikan. Banyak yang berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi kenakalan remaja, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menanggulangi masalah serupa.
Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, aparat keamanan, orang tua, dan lembaga pendidikan, Kota Singkawang bertekad membentuk generasi muda yang lebih disiplin, bertanggung jawab, dan siap menjadi bagian dari pembangunan masa depan.