Pontianak (Kalbar Sepekan) – Ikan asin masih menjadi salah satu lauk favorit yang banyak diburu masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya. Kelezatan serta daya tahannya membuat lauk satu ini tetap diminati, terlebih di kalangan pelanggan setia Pasar Parit Besar, yang dikenal sebagai salah satu pusat penjualan ikan asin terbesar di Kota Pontianak. Harga ikan asin di Pontianak mengalami kenaikan yang bervariasi berdasarkan ukuran dan kualitasnya.
Namun dalam beberapa waktu terakhir, harga ikan asin di pasar tradisional ini mengalami kenaikan yang cukup mencolok, terutama pada jenis ikan teri asin yang biasa menjadi pilihan utama masyarakat.
“Ikan teri asin sekarang yang kualitas terbaik bisa sampai Rp105.000 per kilogram, sedangkan yang kualitas biasa sekitar Rp93.000. Itu tergantung dari ukuran dan kualitasnya,” ujar Voni, seorang pedagang ikan asin di Pasar Parit Besar, Kamis (17/4/2025) pagi.
Kenaikan harga ikan asin ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan sudah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir. Menurut Voni, penyebab utamanya adalah faktor cuaca yang tidak menentu dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi cuaca yang sering berubah-ubah, antara hujan dan panas, membuat nelayan kesulitan melaut secara rutin. Dampaknya, pasokan ikan segar berkurang sehingga memengaruhi produksi ikan asin di berbagai sentra pengolahan.
“Cuacanya memang tidak menentu, kadang hujan seharian, kadang panas sebentar lalu hujan lagi. Ini membuat nelayan susah untuk menangkap ikan, karena risiko di laut jadi lebih besar,” jelas Voni.
Dengan pasokan yang menipis sementara permintaan tetap tinggi, harga pun tak bisa dihindarkan untuk naik. Berdasarkan pantauan di lapangan, hampir semua jenis ikan asin mengalami kenaikan harga antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Hal ini membuat sebagian pembeli mulai mengurangi jumlah belanja mereka, atau bahkan beralih ke lauk alternatif lain.
“Biasanya pelanggan beli 1 kilogram, sekarang hanya setengah. Ada juga yang tanya-tanya harga lalu pergi, karena mungkin merasa harganya sudah tidak terjangkau,” tambah Voni.
Meski begitu, para pedagang tetap berharap agar situasi ini tidak berlangsung lama. Voni mengaku berharap cuaca segera membaik, sehingga nelayan dapat kembali melaut seperti biasa dan pasokan ikan asin kembali stabil. Dengan demikian, harga pun bisa kembali ke kondisi normal, dan minat belanja masyarakat pun kembali meningkat.
“Kalau cuaca sudah bagus, hasil tangkapan banyak lagi, harga juga pasti turun. Kami pedagang juga ingin agar harga terjangkau, supaya pembeli ramai lagi,” ujarnya dengan nada penuh harap.
Ikan asin memang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Pontianak. Bukan hanya karena rasanya yang khas, tapi juga karena bisa disimpan dalam waktu lama dan mudah diolah dalam berbagai masakan rumahan. Kenaikan harga seperti saat ini menjadi tantangan tersendiri, baik bagi pedagang maupun pembeli.
Sejumlah pembeli yang ditemui di Pasar Parit Besar pun mengaku merasa terbebani dengan naiknya harga ikan asin. Salah satunya, Desi, warga Pontianak Selatan, yang biasa membeli ikan teri untuk kebutuhan rumah tangganya.
“Saya hampir setiap minggu beli ikan teri, biasanya Rp80.000 sudah dapat bagus. Sekarang harus siap Rp100.000 lebih. Ya jadi dikurangi, karena belanja lain juga naik,” ungkapnya.
Dengan kondisi cuaca yang masih fluktuatif dan belum adanya tanda-tanda membaik secara signifikan, diperkirakan harga ikan asin di Pontianak akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Namun, masyarakat dan pelaku pasar tetap berharap agar situasi ini segera kembali stabil demi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan keseimbangan harga pangan di Pontianak.