Singkawang (Kalbar Sepekan) – Aksi balap liar kembali menghebohkan Kota Singkawang setelah sebuah insiden berujung perkelahian menjadi viral di media sosial. Kejadian ini semakin disayangkan karena terjadi menjelang Festival Cap Go Meh, salah satu event budaya terbesar di Singkawang yang menarik wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Singkawang, Sumastro, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan segera menyiapkan sanksi tegas bagi para pelaku balap liar, termasuk para penonton yang mendukung aksi tersebut.
Sanksi Tak Hanya untuk Pembalap, tapi Juga Penonton
Menurut Sumastro, selama ini pendekatan konvensional seperti teguran atau pembinaan tidak cukup efektif untuk menekan angka balap liar di Singkawang. Ia menilai jika tindakan tegas tidak segera diterapkan, maka citra Singkawang sebagai kota wisata bisa tercoreng akibat stigma negatif yang terus berkembang.
“Hal ini tentu sangat merisaukan, dan kita harus segera memberikan sanksi yang efektif bagi pelaku balap liar. Kalau hanya menggunakan pendekatan konvensional dan pembinaan, maka kejadian ini akan terus terulang,” ujarnya pada Senin (3/2).
Untuk memberikan efek jera yang lebih nyata, Sumastro berencana mengeluarkan regulasi baru yang melibatkan Pemkot Singkawang, Kejaksaan, dan Kepolisian. Regulasi ini akan menjaring pelaku balap liar dan menerapkan sanksi berupa kerja sosial.
“Mereka yang tertangkap akan kita libatkan dalam kerja sosial, seperti membantu pasukan kuning dalam membersihkan sampah, membersihkan selokan, dan pekerjaan sosial lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sumastro menjelaskan bahwa mereka yang terjaring akan ditempatkan di sel tahanan pada malam hari dan pada pagi harinya bekerja bersama petugas kebersihan kota. Sanksi ini akan diterapkan dalam beberapa hari sebagai bentuk edukasi sekaligus hukuman bagi mereka yang meresahkan masyarakat.
Tanpa Penonton, Balap Liar Tak Akan Terjadi
Sumastro juga menegaskan bahwa bukan hanya para pembalap liar yang akan dikenakan sanksi, tetapi juga para penonton atau yang disebut sebagai “tim hore”. Menurutnya, tanpa adanya penonton yang menyemangati, aksi balap liar kemungkinan besar tidak akan terjadi.
“Saya minta kepada kepolisian untuk menangkap juga tim hore itu. Kalau memang kita sepakat, saya bukan ingin menghukum, tetapi mengedukasi. Tanpa mereka, balap liar ini tidak akan terjadi,” tegasnya.
Ia berharap langkah ini dapat mengubah pola pikir masyarakat, terutama remaja dan anak di bawah umur yang sering terlibat dalam aksi balap liar. Mengingat adanya batasan hukum bagi anak-anak, Sumastro mengajak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk turut serta mencari solusi terbaik agar sanksi yang diterapkan tidak hanya menjadi hukuman, tetapi juga sebagai upaya perbaikan moral dan kedisiplinan.
Mencegah Stigma Negatif terhadap Singkawang
Dengan adanya tindakan tegas ini, Sumastro berharap permasalahan balap liar dapat segera diatasi. Ia menekankan bahwa Singkawang harus tetap menjadi kota wisata yang nyaman dan aman bagi semua orang, terutama menjelang perayaan Cap Go Meh yang menjadi daya tarik utama wisatawan.
“Jika tidak segera diberlakukan, kapan masalah ini akan tuntas? Kita ingin Singkawang dikenal sebagai kota yang indah dan ramah bagi wisatawan, bukan sebagai kota yang diramaikan oleh aksi balap liar yang meresahkan,” katanya.
Pemerintah Kota Singkawang bersama aparat kepolisian akan terus melakukan patroli dan penertiban untuk memastikan kebijakan ini berjalan efektif. Masyarakat juga diharapkan ikut berperan aktif dalam melaporkan aksi balap liar yang terjadi di wilayahnya.
Dengan langkah tegas ini, diharapkan aksi balap liar dapat ditekan, dan generasi muda dapat lebih diarahkan ke kegiatan yang lebih positif serta bermanfaat bagi kota dan masyarakat.
Telah Tayang di: Suara Pemred ~ Pemkot Singkawang Siapkan Sanksi Kerja Sosial Untuk Pelaku dan Penonton Balap Liar
