10 October 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeBeritaTino Ame Larang Lagunya di Tampilkan Pada Pekan Gawai Dayak ke-37

Tino Ame Larang Lagunya di Tampilkan Pada Pekan Gawai Dayak ke-37

Kalbar Sepekan – Kali ini sangat mengejutkan bahwa Tino Ame seorang artis sekaligus penyanyi lagu-lagu Dayak Kalimantan Barat, melarang lagu dari karyanya untuk ditampilkan di panggung Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 Kalimantan Barat di Rumah Radak Pontianak. Pernyataan ini ia sampaikan melalui akun media sosial pada, Kamis (18/5/23) dalam penyampaiannya pada video tersebut ia memastikan ketidak hadirannya pada Pekan Gawai Dayak tahun 2023 ini, karena tidak diundang oleh pihak panitia Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 tahun 2023 ini.

“Saya jawab aja ya kenapa saya tidak hadir dalam acara Pekan Gawai Dayak (PGD), jadi yang pertama, ya karena tidak diundang oleh Panitia,” ungkap Tino Ame.

Pekan Gawai Dayak (PGD) merupakan momentum dan sebuah ucapan syukur oleh masyarakat Adat Suku Dayak yang ada di Kalbar yang selalu diisi dengan kegiatan dan beberapa perlombaan khas dari masyarakat Dayak serta menampilkan beberapa tradisi budaya dari berbagai Kabupaten yang ada di Kalbar, event ini pun rutin dilaksanakan oleh masyarakat Adat Dayak secara khusunya di Kalimantan Barat dengan melaksanakan Pekan Gawai Dayak pada tingkat Provinsi Kalimantan Barat di tahun 2023. Dalam kegiatan tersebut tentunya menjadi momen yang dinantikan oleh Masyarakat Adat dan Masyarakat Dayak pada umumnya.

Baca Juga : Rizal : Tahun Ini Bengkayang Tidak Lagi Ada Desa Tertinggal

Siapa yang tidak mengenali sosok Tino Ame dan beberapa karya yang telah diciptakannya juga cukup terkenal di wilayah Kalimantan Barat. Adapun beberapa karyanya melalui single-singlenya adalah sebagai berikut : ‘Dayak Ganteng’, ‘Dayang Janjola’, ‘Akaidai’, ‘Kolok Kolok’, ‘Bujang Kanyi’, ‘Panglima Burong’, ‘Lagu Reho’, ‘Selamat Ari Gawai’, ‘Buntat Gawai’, ‘Aku Meh Dik’, dan masih banyak lagi. Tino Ame dalam keterangannyamengatakan bahwa pada saat itu ada pihak sponsor yang ingin mengajaknya tampil di acara tersebut, kemudian dari pihak panitia tidak menerimanya. Oleh karena itu Tino Ame meminta supaya semua dari karyanya untuk tidak ditampilkan di pangung Pekan Gawai Dayak ke-37 kali ini.

“Dengan ini saya menyatakan bahwa melarang untuk membawakan karya-karya Tino Ame, khusus pada Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 tahun 2023 kali ini, di Rumah Radank Pontianak, hanya di Panggung PGD 2023, di Pontianak” Tino Ame menegaskan.

Pekan Gawai Dayak (PGD) Provinsi Kalimantan Barat yang ke-37 di balik terselenggaranya acara tersebut justru menjadi pertanyaan bagi masyarakat dengan ketidak hadirannya pencipta lagu Dayak dan sekaligus Penyanyi lagu Dayak yang sedang hits pada saat ini. Dalam kesempatan tersebut ia menegaskan bahwa jika ada pihak yang membawakan lagunya pada panggung PGD ke-37 ini maka dirinya merasa sangat dirugikan, menurut Tino Ame pihak yang akan membawakan lagunya di PGD kali ini harus mendapatkan izin darinya.

Pada video tersebut Tino Ame mengungkapkan bahwa dirinya tidak menjadi masalah bila ia tidak diundang pada PGD kali ini. Ia mengungkapkan kekecewaanya pada pernayatan dari pihak panitia PGD ke-37 yang merendahkan bakat menyanyinya sehingga itu ia mengecam  lagu dari karyanya untuk tidak di tampilkan pada Pekan Gawai Dayak ke-37 ini.

“Saya tidak perlu panggung. Tidak harus juga diundang di situ (PGD ke-37). Cuma kemarin ada beberapa oknum yang bilang suara saya jelek, dan menolak sponsor yang ingin membawa saya untuk tampil disana. Itu yang sebenarnya membuat saya kecewa. Maksud saya, kok mereka menjelek-jelekan saya, tapi dari itu mereka pengen membawakan karya-karya saya di PGD,” ungkap Tino Ame.

Ia juga mengungkapkan sampai saat ini ia tidak mengetahui alasan kenapa dirinya tidak di undang untuk tampil di panggung Pekan Gawai Dayak (PGD) kali ini. Padahal beberapa tahun sebelumnya baik sudah dikenal bahkan belum dikenal oleh masyarakat Dayak pada umumnya dan ia kerap diundang untuk tampil di pangung Pekan Gawai Dayak.

“Sampai saat ini saya tidak tahu alasan mengapa panitia itu sebenarnya tidak mau pakai kita. Panitia dari dulu tidak pernah mengundang. Padahal dulu kita yang jemput bola demi mengisi pekan Gawai Dayak. Tahun ini kita memang tidak pengen di PGD, cuma ada beberapa promotor yang ingin mensponsori tapi ditolak oleh mereka (panitia PGD ke-37),” ungkap Tino Ame.

Dengan demikian Tino Ame mengatakan bahwa bagaimanapun karya-karyanya sudah dikenal oleh masyarakat Dayak secara luas di Kalimantan Barat dan ia sudah mendapatkan legalitas yang cukup jelas dan sudah memiliki hak cipta dari beberapa karyanya. Dengan demikian ia menegaskan bahwa pada Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-37 tahun 2023 kali ini tidak boleh untuk membawakan lagunya di atas pangung, ia mengecualikan untuk dibeberapa stand-tand gawai-gawai di kampung juga boleh. Ia hanya menekankan untuk membawakan lagunya pada Pekan Gawai Dayak pada kali ini tidak boleh dibawakan.

“Beberapa lagu saya secara khusus untuk di panggung Pekan Gawai Dayak, tidak boleh menyanyikan dan memutar lagu saya. Kalau di stand-stand boleh. Gawai-Gawai di kampung juga boleh. Hanya dikhususkan untuk di panggung Pekan Gawai Dayak tahun ini, tidak boleh,” tegas Tino Ame.

Tak lepas dari itu Pekan Gawai Dayak Kalimantan Barat ke-37 kali ini tetap secara resmi akan dibuka pada Sabtu (20/5/23) besok. Yang akan menampilkan beberapa festival budaya masyarakat Adat Dayak dari sebuah ucapan syukur atas berhasilnya panen padi yang dilakukan oleh masyarakat Dayak pada umumnya di Rumah Radak Pontianak.

RELATED ARTICLES

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Iklan Kami -spot_img

Most Popular