28 March 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeBerita554 WNI Korban TPPO Online Scam dari Myanmar Berhasil Dipulangkan

554 WNI Korban TPPO Online Scam dari Myanmar Berhasil Dipulangkan

Jakarta (Kalbar Sepekan) – Setelah menghadapi berbagai tantangan di wilayah konflik, Tim Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) dengan dukungan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok berhasil mengevakuasi dan memulangkan 554 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam jaringan online scam di Myawaddy, Myanmar.

Sebanyak 400 WNI dalam kloter pertama telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (18/3/2025) menggunakan dua pesawat dari Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand. Sementara 154 WNI sisanya dijadwalkan tiba pada Selasa (19/3/2025) dengan penerbangan yang sama. Dari total 554 korban, 449 orang adalah laki-laki dan 105 perempuan.

Proses Evakuasi yang Tidak Mudah

Menteri Luar Negeri Sugiono secara langsung menyambut kepulangan kloter pertama WNI di Bandara Soekarno-Hatta. Ia menjelaskan bahwa upaya repatriasi ini merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi dan menyelamatkan WNI yang mengalami masalah di luar negeri.

“Evakuasi ini sangat kompleks karena dilakukan dari wilayah konflik di Myanmar. Tim harus menyeberangi perbatasan Myanmar-Thailand selama 10 jam perjalanan darat dengan 13 armada bus,” ujar Menlu Sugiono.

Ia juga menambahkan bahwa evakuasi di Myawaddy, Myanmar, penuh dengan tantangan karena adanya berbagai faksi dan kepentingan di wilayah tersebut. Tim harus melakukan koordinasi panjang untuk memastikan keselamatan para WNI sebelum bisa dievakuasi ke Thailand.

Menurut Menlu, awalnya para WNI rencananya akan diterbangkan langsung dari Maesot, Thailand, yang berbatasan langsung dengan Myanmar. Namun, karena jumlahnya yang besar dan keterbatasan pesawat di Maesot, mereka harus melanjutkan perjalanan darat selama 6 jam ke Bangkok sebelum diterbangkan ke Indonesia.

Peran Besar Tim Gabungan dan Dukungan Pemerintah Thailand-Myanmar

Tim evakuasi yang terdiri dari Kemlu RI, KBRI Yangon, dan KBRI Bangkok memiliki peran penting dalam memfasilitasi pemulangan WNI hingga tiba di tanah air. Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand, Rachmat Budiman, memimpin kloter pertama pemulangan, sementara kloter kedua akan dipimpin oleh Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha.

Menlu Sugiono juga mengapresiasi kerja keras tim di lapangan yang menghadapi risiko besar dalam menjalankan tugas ini.

“Saya paham pekerjaan ini tidak mudah. Ada ancaman terhadap keselamatan mereka, tetapi dengan rasa tanggung jawab dan pengabdian, upaya ini bisa terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, Menlu juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Thailand dan Myanmar, serta berbagai lembaga dan kementerian yang telah berkontribusi dalam proses repatriasi ini.

Pencegahan TPPO dan Imbauan bagi WNI

Menlu Sugiono menegaskan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan langkah-langkah pencegahan agar WNI tidak lagi terjerumus dalam jaringan online scam. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima tawaran kerja di luar negeri, terutama yang tidak jelas dan tidak melalui jalur resmi.

“Banyak korban yang tertipu dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi di luar negeri. Masyarakat harus memastikan bahwa mereka berangkat dengan cara yang legal dan melalui jalur yang dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Kasus online scam di Myawaddy ini bukanlah yang pertama kali ditangani oleh Kemlu RI. Sejak 2020, lebih dari 6.800 kasus telah ditangani di 10 negara, dengan pemulangan 92 WNI pada tahun 2024 dan 174 WNI pada Januari-Februari 2025.

Peringatan Bagi WNI Korban TPPO Online

Setibanya di Indonesia, para korban akan menjalani proses pendataan dan rehabilitasi oleh instansi terkait guna memastikan mereka mendapatkan perlindungan dan pendampingan yang diperlukan.

Dengan keberhasilan repatriasi ini, pemerintah berkomitmen untuk terus memperketat pengawasan dan memperkuat kerja sama internasional dalam memberantas TPPO dan jaringan online scam yang telah memakan banyak korban WNI di luar negeri.

IKUTI BERITA KAMI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Iklan Kami -spot_img

Most Popular