Singkawang (Kalbar Sepekan) – Dalam rangka mencegah terjadinya kasus HIV/AIDS di Kota Singkawang, Pemerintah Kota Singkawang melaksanakan Workshop Peer Educator Program Penanggulangan HIV/AIDS Kota Singkawang yang dilaksanakan di Ruang Rapat Hotel Wahana Inn Singkawang, Jumat (29/12/2023).
Tentunya Pemerintah Kota Singkawang memberikan perhatiannya kepada perilaku seks bebas, terutama kepada remaja dipandang penting untuk diberikan edukasi. Awal dari perilaku seks bebas dapat berdampak pada terjadinya kasus HIV/AIDS.
Penjabat (Pj) Wali Kota Singkawang, Sumastro yang juga selaku Ketua Umum Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Kota Singkawang mengatakan bahwa forum dialog Peer Educator ini adalah bentuk dari tindakan promotif dan preventif untuk melaksanakan program Pemerintah dalam upaya mengedukasi terkait pengetahuan, perilaku dan kesehatan seksual secara langsung di masyarakat.
“Para peserta workshop disini adalah garda terdepan yang berhadapan secara langsung dengan masyarakat untuk dapat memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS ini.” harap Sumastro.
Ia mengatakan bahwa melalui proses komunikasi informasi dan edukasi (KIE) kepada kalangan sebaya harapannya dapat mendorong keterlibatan remaja dalam melakukan pembinaan kepada teman sebayannya sendiri.
Sumastro juga mengatakan bahwa para remaja ini akan lebih cenderung percaya diri dan terbuka untuk sharing mengenai masalah kesehatan reproduksi dengan teman sebayannya. Sehingga dengan demikian kedepannya dapat mendorong keterlibatan remaja dalam pembinaan terlebih mengenai perilaku menyimpang seksual yang sering terjadi.
Sekretaris Eksekutif KPA Kota Singkawang, Mardiana Maya Satrini turut menggungkapkan bahwa workshop ini bagian dari bentuk pelaksanaan Metode Peer Educator untuk meningkatkan pengetahuan dalam menyikapi HIV/AIDS pada remaja.
“Kita dalam melaksanakan kegiatan ini adalah untuk memahami dan mudah menjangkau teman-teman di luar. Karena inilah letak harapan kita.” ungkap Mardiana.
Ia berharap dengan adanya workshop ini dapat mengethui bagaimana kondisi HIV/AIDS yang ada dilapangan. Sehingga dapat dengan mudah untuk menentukan langkah antisipasi dalam melaksanakan penanganan kedepannya.
“Mudah-mudahan, dengan diskusi ini dapat mengetahui bagaimana kondisi HIV/AID di lapangan, sehingga memudahkan langkah kita dalam mengantisipasi HIV di masyarakat.” sambungnya.