(Kalbar Sepekan) Pontianak, 19 Agustus 2023 – Data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat menggambarkan situasi yang mendalam dalam perjuangan melawan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut. Dari Januari hingga Agustus 2023, tercatat 1.306 kasus DBD, dengan dampak paling tragis adalah kehilangan 19 anak yang meninggal dunia karena penyakit ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Erna Yulianti, mengungkapkan data ini dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh pihak berwenang. Ia menyoroti bahwa selama periode ini, bulan Juli 2023 menjadi puncak kejadian dengan 508 kasus DBD dan 10 korban jiwa. Terlebih lagi, angka ini merupakan peningkatan dua kali lipat dari bulan Juni yang mencatat 211 kasus dan 4 kematian.
Data terperinci menunjukkan bahwa kasus DBD sepanjang tahun ini mengalami fluktuasi. Pada bulan Mei, 197 kasus dicatat dengan 1 kematian, sedangkan bulan April mencatat 134 kasus dengan 4 kematian. Maret melaporkan 71 kasus, Februari 83 kasus, dan Januari 2023 tercatat 98 kasus.
Dari data yang dihimpun, dapat dilihat bahwa Kabupaten Kubu Raya adalah yang paling terdampak oleh epidemi ini. Dengan 316 kasus dan 4 kematian, Kabupaten Kubu Raya mengalami tingkat kasus tertinggi. Kabupaten Sintang menyusul dengan 205 kasus dan 2 kematian, sementara Kabupaten Ketapang mencatat 162 kasus dengan 2 kematian. Kabupaten Kayong Utara melaporkan 104 kasus, Kabupaten Mempawah 99 kasus dengan 5 kematian, dan Kabupaten Melawi 83 kasus dengan 2 kematian.
Melihat tren epidemi yang berkembang, Kota Pontianak melaporkan adanya 68 kasus dengan 1 kematian, sedangkan Kabupaten Sekadau mencatat 64 kasus dan 1 kematian. Kabupaten Kapuas Hulu melaporkan 61 kasus, Kabupaten Bengkayang 52 kasus dengan 1 kematian, dan Kabupaten Landak mencatat 40 kasus dengan 1 kematian. Kota Singkawang melaporkan 34 kasus, sedangkan Kabupaten Sambas melaporkan 13 kasus. Terakhir, Kabupaten Sanggau mencatat 5 kasus dalam periode yang sama.
Pemerintah setempat dan berbagai pihak terkait secara serius berupaya untuk mengatasi penyebaran DBD di Kalimantan Barat. Langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang lebih intensif menjadi prioritas guna mengurangi dampak negatif dari epidemi ini. Masyarakat juga diingatkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tempat-tempat yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.