Bengkayang (Kalbar Sepekan) – Keindahan alam di Riam Marum, Dusun Dawar, Desa Pisak, Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang berubah menjadi duka mendalam pada Minggu (6/4/2025) sore. Seorang mahasiswi asal Sambas, bernama Erviani Vidya (18), dilaporkan hanyut terbawa arus sungai yang tiba-tiba meluap akibat banjir bandang. Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.
Korban yang berasal dari Desa Pasar Melayu, Kecamatan Sambas, diketahui datang bersama beberapa rekannya untuk menikmati libur akhir pekan. Saat kejadian, ia bersama seorang temannya, Indah Walliah, sedang duduk santai di atas batu besar yang berada di tengah sungai, sekitar lima meter dari tepi.
Tanpa diduga, arus sungai mendadak deras dan menghanyutkan keduanya. Indah yang berhasil selamat menceritakan detik-detik peristiwa memilukan itu. Dengan suara bergetar, ia mengatakan bahwa mereka sempat saling berpegangan untuk bertahan.
“Kami sempat pegangan ranting, tapi patah. Saya hanyut dan nyangkut di pohon. Tapi Erviani terbawa lebih dulu oleh arus,” ucap Indah kepada petugas.
Teman-teman mereka yang lain, yakni Eros, Yuda Harianda, dan Aimar Agus Miftah, hanya bisa menyaksikan kejadian dari seberang sungai. Meski sempat memberi peringatan agar mereka segera kembali ke tepian, arus yang datang secara tiba-tiba tak memberikan waktu bagi korban untuk menyelamatkan diri.
Informasi dari rekan-rekan korban menyebutkan bahwa Erviani tidak bisa berenang. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Riam Marum, tempat wisata alam yang selama ini dikenal dengan aliran sungai dan batu-batu besar yang eksotis. Ironisnya, meski cuaca di lokasi terlihat cerah saat itu, debit air sungai mendadak meningkat akibat hujan deras di bagian hulu Sungai Tanggi.
Upaya pencarian langsung dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari personel Polsek Sanggau Ledo, Polres Bengkayang, BPBD, Tagana, tenaga medis dari Puskesmas setempat, serta aparat pemerintah desa dan warga sekitar. Proses pencarian dimulai tak lama setelah laporan diterima.
Kapolsek Sanggau Ledo, AKP Harto Simanjuntak, memimpin langsung proses pencarian di lokasi. Namun hingga pukul 19.15 WIB, pencarian dihentikan sementara karena kondisi mulai gelap, hujan kembali turun, dan debit air meningkat, yang dikhawatirkan membahayakan tim pencari.
“Pencarian akan dilanjutkan besok pagi. Kami tetap optimistis dan akan melibatkan seluruh unsur, termasuk masyarakat yang mengetahui karakter sungai,” ujar AKP Harto.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai instansi untuk memastikan pencarian berlangsung secara maksimal dan aman.
Sementara korban selamat, Indah, saat ini telah dijemput oleh pihak keluarga dan dibawa ke Desa Lembang, Kecamatan Sanggau Ledo, untuk mendapatkan perawatan medis dan pemulihan trauma.
Kapolres Bengkayang, AKBP Teguh Nugroho, melalui Kapolsek Sanggau Ledo, turut menyampaikan imbauan kepada masyarakat yang ingin berwisata ke alam terbuka seperti Riam Marum.
“Kami mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap perubahan cuaca, terutama saat beraktivitas di sekitar sungai dan air terjun. Mintalah izin serta arahan dari pengelola atau pihak desa agar bisa menghindari kejadian serupa,” pungkasnya.
Tragedi di Riam Marum menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa keindahan alam juga menyimpan risiko. Perlu kesadaran dan kehati-hatian saat menikmati wisata alam, terutama di kawasan yang rawan perubahan cuaca ekstrem dan luapan air. Pemerintah dan masyarakat diimbau untuk meningkatkan pengawasan, terutama di destinasi yang belum memiliki sistem peringatan dini atau pengamanan maksimal.
Pencarian korban akan dilanjutkan Senin pagi (7/4/2025), dengan harapan Erviani dapat segera ditemukan, membawa harapan terakhir bagi keluarga yang menanti kabar kepastian di tengah kesedihan mendalam yang terjadi di Riam Marum.