25 October 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeDaerahSingkawangPemkot Singkawang Usulkan Kasai Langger, Besamsam, dan Wayang Gantung Jadi Warisan Budaya...

Pemkot Singkawang Usulkan Kasai Langger, Besamsam, dan Wayang Gantung Jadi Warisan Budaya Takbenda

Singkawang (Kalbar Sepekan) – Pemerintah Kota Singkawang terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan kekayaan budaya lokal dengan mengusulkan tiga tradisi leluhur ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia.

Tiga tradisi yang diusulkan tersebut merepresentasikan keberagaman etnis utama di Kota Singkawang, yaitu Kasai Langger dari suku Melayu, Besamsam dari suku Dayak, dan Wayang Gantung dari suku Tionghoa. Ketiganya dianggap sebagai simbol keharmonisan dan identitas multikultural masyarakat Singkawang yang hidup berdampingan dalam keragaman.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Asmadi, mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah daerah untuk menjaga warisan budaya sekaligus memperkenalkan tradisi Singkawang di tingkat nasional.

“Kami berharap budaya-budaya ini tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga diakui secara nasional sebagai bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia,” ujar Asmadi, Selasa (14/10/2025).

Asmadi menjelaskan bahwa proses pengajuan status WBTB tidak dilakukan secara sederhana. Pemerintah harus menyiapkan kajian akademis yang komprehensif sebagai dasar pengajuan, memastikan setiap elemen budaya memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Setelah tahap pengumpulan data dan verifikasi, pengajuan akan dilanjutkan ke sidang penetapan di tingkat kementerian untuk memperoleh pengakuan resmi sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.


Tiga budaya yang diajukan memiliki nilai dan filosofi yang kuat dalam kehidupan masyarakat. Kasai Langger, misalnya, merupakan tradisi dari suku Melayu yang berkaitan dengan prosesi adat penyucian diri dan simbol rasa syukur. Besamsam dari suku Dayak dikenal sebagai tradisi gotong royong dalam membangun dan memperbaiki rumah, menggambarkan semangat kebersamaan. Sementara Wayang Gantung, kesenian khas masyarakat Tionghoa Singkawang, merupakan bentuk teater tradisional yang memadukan seni pementasan, musik, dan filosofi kehidupan.

Menurut Asmadi, pengusulan tiga budaya ini tidak hanya sebatas pelestarian, tetapi juga menjadi upaya memperkuat identitas Kota Singkawang sebagai kota multikultural yang menjunjung tinggi nilai toleransi antar etnis.

“Penetapan budaya sebagai Warisan Budaya Takbenda memiliki makna ganda. Selain menjaga warisan leluhur, ini juga memperkuat jati diri dan memperkenalkan karakter budaya Singkawang kepada generasi muda,” jelasnya.

Lebih lanjut, Asmadi menuturkan bahwa pemerintah daerah juga telah menyiapkan rencana lanjutan untuk mengusulkan elemen budaya lainnya pada tahun mendatang. Fokus berikutnya mencakup kuliner khas daerah seperti bubur gunting dan coipan, serta permainan tradisional dari tiga etnis besar yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Singkawang: Melayu, Dayak, dan Tionghoa.

Dalam pelaksanaannya, Pemkot Singkawang melibatkan berbagai pihak agar proses pelestarian budaya berjalan efektif. Beragam elemen masyarakat seperti sekolah, komunitas budaya, dan organisasi adat turut berpartisipasi aktif.

“Kita akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari sekolah, pegiat budaya, hingga organisasi kultural seperti MABM (Majelis Adat Budaya Melayu), MABT (Majelis Adat Budaya Tionghoa), dan DAD (Dewan Adat Dayak),” tambah Asmadi.

Langkah kolaboratif ini diharapkan mampu menjaga kesinambungan tradisi dari setiap etnis yang ada di Singkawang, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam bidang kebudayaan.

Asmadi menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal tidak hanya berfungsi sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga menjadi aset penting dalam pengembangan sektor pariwisata dan pendidikan budaya di Singkawang. Dengan adanya pengakuan WBTB, diharapkan budaya lokal dapat menjadi daya tarik wisata baru sekaligus sumber pembelajaran karakter bagi generasi muda.

“Pemerintah kota berkomitmen untuk terus mendorong pelestarian budaya. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, hal ini juga menjadi aset penting dalam pengembangan pariwisata daerah dan pendidikan budaya,” pungkasnya.

Dengan diusulkannya Kasai Langger, Besamsam, dan Wayang Gantung sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Pemerintah Kota Singkawang berharap langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat citra Singkawang sebagai kota yang tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga mampu merawat harmoni di tengah keberagaman.

IKUTI BERITA KAMI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
RELATED ARTICLES

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Iklan Kami -spot_img

Most Popular