Sintang (Kalbar Sepekan) – Kota Sintang, yang terletak di jantung Kalimantan Barat, resmi memasuki usia ke-663 tahun pada 27 April 2025. Momentum bersejarah ini dirayakan dengan penuh makna dan semangat, ditandai dengan peluncuran logo dan tema peringatan hari jadi Kota Sintang ke-663 yang mencerminkan tekad bersama untuk menjadikan Sintang sebagai kota yang maju, inklusif, dan harmonis.
Dalam peringatan hari jadi ke-663 ini, Pemerintah Kabupaten Sintang memperkenalkan logo baru yang sarat nilai simbolis. Logo tersebut dirancang dengan mengusung filosofi keberagaman, kebersamaan, dan kemajuan yang menjadi napas utama dalam perjalanan panjang kota ini. Salah satu elemen utama dalam logo tersebut adalah gambar Menara Simpang Tiga Sintang, yang berdiri megah sebagai simbol modernisasi serta semangat pembangunan yang terus menyala di tengah masyarakat.
Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Sintang, Supriyanto, menjelaskan bahwa desain logo Hari Jadi Sintang tahun ini dirancang secara khusus untuk merefleksikan jati diri masyarakatnya. Menurutnya, angka “663” yang ditampilkan saling bertaut melambangkan sinergi antarwarga yang menjadi kunci kemajuan kota.
“Logo ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang makna. Angka 663 yang saling terkait mencerminkan kekompakan dan keterhubungan masyarakat dalam mendukung pembangunan Sintang. Ini adalah simbol bahwa kita tidak bisa berjalan sendiri, tapi harus bersama,” ujar Supriyanto saat ditemui di kantor bupati, Minggu (27/4).
Tak hanya itu, dua elemen budaya khas Sintang juga dihadirkan dalam desain logo tahun ini, yakni tan jak dan kepala burung enggang. Kedua unsur tersebut dipilih untuk menegaskan pentingnya menjaga dan menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yang menjadi identitas kota ini. Burung enggang, misalnya, dikenal sebagai burung khas Kalimantan yang memiliki filosofi luhur dalam kehidupan masyarakat adat Dayak.
“Simbol tanjak dan kepala burung enggang menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya budaya sebagai fondasi. Di tengah arus modernisasi, jangan sampai kita lupa akan asal-usul dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur,” tambahnya.
Sejalan dengan logo, tema peringatan HUT Sintang ke-663 tahun ini juga membawa pesan yang kuat: “Sintang Kota Maju, Sintang Adalah Kita.” Tema ini tidak hanya menjadi seruan, tetapi juga ajakan kepada seluruh elemen masyarakat untuk merasa memiliki dan turut bertanggung jawab dalam pembangunan kota.
Menurut Supriyanto, kemajuan Sintang tidak cukup diukur dari infrastruktur yang dibangun, melainkan juga dari kualitas hidup masyarakat, kesadaran akan kebersihan, dan rasa aman di lingkungan sekitar. Ia menegaskan bahwa warga memiliki peran besar dalam menjaga kota tetap bersih, tertib, dan nyaman.
“Persoalan seperti sampah, kebersihan, dan keamanan bukan hanya tugas pemerintah. Kita semua punya peran. Ketika kita menjaga kota ini bersama-sama, maka dampaknya akan dirasakan tidak hanya oleh warga, tetapi juga oleh wisatawan dan investor yang datang ke Sintang,” jelasnya.
Selama peringatan hari jadi ini, sejumlah kegiatan juga digelar untuk menyemarakkan suasana, mulai dari pertunjukan seni budaya, bazar UMKM, hingga berbagai lomba yang melibatkan pelajar dan masyarakat umum. Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi sekaligus sarana mempererat hubungan sosial antarwarga.
Dengan semangat hari jadi Kota Sintang ke-663 tahun 2025 diusunglah logo dan tema berikut, diharapkan masyarakat Sintang terus menjaga nilai-nilai persatuan dan kerja sama demi membangun kota yang lebih baik. Hari Jadi ke-663 bukan sekadar angka, melainkan penanda bahwa Sintang telah melalui perjalanan panjang yang patut disyukuri dan dilanjutkan dengan langkah-langkah progresif untuk masa depan.
