Pontianak (Kalbar Sepekan) – Petani sawit di Kalimantan Barat menyambut baik kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) yang kini mencapai Rp3.000 per kilogram di tingkat pabrik. Kenaikan harga ini direspon dengan suka cita oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Kalimantan Barat karena berpengaruh positif terhadap pendapatan petani.
“Berdasarkan penetapan pemerintah, harga TBS sawit tertinggi kini sudah menembus Rp3.000 per kilogram di tingkat pabrik. Ini menjadi kabar baik bagi kami,” ujar Ketua ASPEKPIR di Pontianak, Jumat (3/11/2024).
Menurutnya, kenaikan harga ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga membuat margin keuntungan petani lebih aman untuk menutup biaya produksi. Ia berharap harga TBS sawit bisa stabil, bahkan lebih baik dari harga saat ini.
“Kami sangat berharap harga ini bisa terus stabil atau bahkan meningkat. Sebelumnya, harga pernah mencapai Rp4.000 per kilogram, dan kami berharap bisa kembali ke angka tersebut,” ungkapnya.
Tantangan Penjualan di Tingkat Petani
Namun, meski harga TBS di tingkat pabrik sudah tinggi, petani yang tidak menjual langsung ke pabrik menghadapi kendala. Banyak petani memilih menjual TBS di stasiun sementara atau loading ramp dengan harga yang lebih rendah dari harga pabrik. Pilihan ini diambil karena sistem di loading ramp memungkinkan petani menerima pembayaran lebih cepat dibandingkan jika menunggu pembayaran dari pabrik.
“Harga TBS di tingkat petani memang seharusnya sama dengan harga pabrik, tetapi ada potongan di loading ramp karena petani menginginkan uang tunai lebih cepat. Kalau ke pabrik, pembayaran biasanya harus menunggu hingga satu minggu,” tambahnya.
Pemerintah Tetapkan Harga TBS Resmi November 2024
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero, menjelaskan bahwa Tim Penetapan Indeks K dan Harga TBS Kalbar telah menetapkan harga resmi untuk November 2024. Berdasarkan hasil penetapan ini, harga TBS tertinggi adalah Rp3.045,93 per kilogram untuk umur pohon sawit 10 hingga 20 tahun.
Harga TBS terendah ditetapkan pada sawit berumur 3 tahun dengan harga Rp2.275,17 per kilogram. Sementara itu, harga minyak sawit mentah (CPO) dipatok pada Rp13.292,84 per kilogram, dan harga inti sawit berada di angka Rp8.988,98 per kilogram.
Tren Harga Sawit Semakin Baik
Menurut Heronimus, kenaikan harga TBS ini menjadi sinyal positif bagi ekonomi petani sawit di Kalimantan Barat. Ia berharap agar tren ini tetap stabil sehingga bisa memberikan dampak positif berkelanjutan bagi masyarakat di sektor perkebunan sawit.
“Tren harga sawit terus membaik. Harapan kita bersama, harga ini tetap stabil bahkan meningkat. Kesejahteraan petani akan lebih terjamin, dan ekonomi daerah juga akan ikut terdongkrak,” kata Heronimus.
Prospek Stabilitas Harga untuk Keberlanjutan Ekonomi
Stabilitas harga TBS yang tinggi menjadi prioritas petani sawit untuk menjaga keberlanjutan ekonomi mereka. Kenaikan harga saat ini memberi peluang besar bagi petani untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas sawit. Kesejahteraan yang lebih baik diharapkan bisa memotivasi petani untuk terus menjaga produktivitas, sehingga sektor sawit dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi perekonomian daerah.