Bengkayang (Kalbar Sepekan) – Ratusan pekerja tambang tradisional, yang dikenal sebagai Penambang Tanpa Izin (PETI), melaksanakan aksi demonstrasi di Mapolres Bengkayang pada Selasa malam (10/12/2024). Adapun aksi ini dipicu oleh penangkapan tiga rekan mereka oleh Polda Kalbar, yang kemudian memunculkan tuntutan pembebasan dan desakan untuk menindak tegas terhadap pelaku tambang ilegal berskala besar.
Mengapa Demonstrasi Terjadi?
Sebab terjadinya demonstrasi ini bermula dari penangkapan tiga penambang tradisional oleh aparat Polda Kalbar, namun dua di antaranya dilepaskan. Penahanan satu penambang tersebut menuai protes keras dari para pekerja PETI, yang mereka rasa tindakan tersebut tidak adil.
Mikhael, salah seorang warga yang ikut dalam demonstrasi tersebut, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tindakan aparat yang dianggap tebang pilih. “Ditangkap tiga, dilepas dua. Lalu apa alasannya ditahan satu orang? Kami ini hanya masyarakat yang bekerja untuk mencari makan,” ujarnya.
Apa Tuntutan Para Pendemo?
Dalam aksi tersebut selain meminta pembebasan rekan mereka yang masih ditahan, para pendemo juga mendesak aparat hukum untuk menindak tambang ilegal berskala besar yang diduga merusak lingkungan dan memberi dampak negatif pada masyarakat.
“Polisi ini tutup mata. Dari pihak mereka banyak oknum yang bermain juga. Kita ini pemain kecil, sementara bos besar mereka pelihara,” ungkap Mikhael. Para pekerja tambang tradisional menilai ada ketimpangan dalam penegakan hukum, di mana penambang kecil seperti mereka kerap menjadi sasaran sementara pelaku tambang besar tetap beroperasi tanpa hambatan.
Ketimpangan di Sektor Pertambangan
Tentunya aksi unjuk rasa ini menjadi sorotan akan ketimpangan yang terjadi dalam sektor pertambangan di wilayah Bengkayang. Para pekerja tambang tradisional merasa tertindas karena harus berjuang demi kebutuhan hidup, sementara pelaku tambang ilegal berskala besar dinilai mendapat perlakuan istimewa.
Sementara menurut pendemo sendiri mengungkapkan bahwa, praktik tambang ilegal skala besar merugikan masyarakat dan lingkungan, namun hingga kini belum ada tindakan tegas dari pihak berwenang. Mereka berharap ada solusi konkret dari pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut.
Bagaimana Tanggapan Polres Bengkayang?
Hingga berita ini diturunkan, Polres Bengkayang belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan yang diajukan oleh para pendemo. Namun, situasi di Mapolres Bengkayang berangsur kondusif setelah aksi berlangsung selama beberapa jam.
Sementara itu, Polda Kalbar juga belum memberikan keterangan terkait alasan penangkapan dan penahanan salah satu penambang. Masyarakat berharap ada transparansi dan keadilan dalam penanganan kasus ini.
Apa Solusi yang Diinginkan?
Para pendemo mendesak pemerintah dan aparat hukum untuk:
- Membebaskan Rekan yang Ditahan: Mereka menilai penahanan tersebut tidak memiliki dasar yang jelas.
- Menindak Pelaku Tambang Ilegal Besar: Penegakan hukum yang adil harus diberlakukan tanpa pandang bulu.
- Memberikan Solusi untuk Penambang Tradisional: Mereka meminta pemerintah mencari cara agar pekerja tambang kecil tetap dapat bekerja tanpa melanggar hukum.
Penutup
Aksi demonstrasi ini menjadi pengingat akan kompleksitas masalah di sektor pertambangan, terutama bagi pekerja tradisional yang mengandalkan aktivitas tambang untuk bertahan hidup. Dengan adanya tuntutan dari masyarakat, pemerintah dan aparat hukum diharapkan mampu menghadirkan solusi yang adil dan berkelanjutan, demi kesejahteraan masyarakat serta kelestarian lingkungan.