Riyadh (Kalbar Sepekan) – Petinju kelas berat asal Jerman, Agit Kabayel, mencetak kemenangan spektakuler dengan mengalahkan Zhilei Zhang melalui KO brutal di ronde keenam. Pertarungan yang berlangsung di Anb Arena, Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu malam ini sekaligus membuat Kabayel merebut gelar juara interim kelas berat WBC dalam laga tambahan pertarungan utama Artur Beterbiev vs. Dmitry Bivol 2.
Kabayel (26-0, 18 KO) menghadapi tantangan berat melawan Zhang (27-3, 22 KO), yang memiliki keunggulan berat badan hingga 46,5 pon. Sejak ronde pertama, Zhang tampil agresif dengan mengontrol ring dan melancarkan pukulan bertubi-tubi. Dengan postur tubuhnya yang besar, petinju berusia 41 tahun itu berusaha menekan Kabayel, membuatnya harus bertahan di bawah tekanan.
Namun, strategi Zhang tak bertahan lama. Memasuki ronde-ronde berikutnya, Kabayel mulai menemukan ritmenya dengan melancarkan serangan bertubi-tubi ke tubuh lawannya. Jab-jab tajam dan hook kuat ke arah badan memperlambat Zhang secara perlahan. Meski terlihat mulai melemah, Zhang sempat meluncurkan pukulan kiri keras di ronde kelima yang membuat Kabayel terjatuh. Namun, dengan ketahanan luar biasa, Kabayel bangkit dan kembali mendominasi pertarungan.
Puncaknya terjadi di ronde keenam. Kabayel melancarkan pukulan kanan telak ke perut Zhang, diikuti dengan hook kiri tajam ke bagian hati. Pukulan ini membuat Zhang kehilangan keseimbangan dan berlutut di atas kanvas. Wasit Mark Lyson mulai menghitung, tetapi Zhang tidak mampu bangkit hingga hitungan kesepuluh berakhir. Dengan hasil ini, Kabayel resmi menjadi juara interim kelas berat WBC, membuka peluang besar untuk menantang juara dunia, Oleksandr Usyk.
Kehadiran Usyk di tepi ring menambah bobot kemenangan Kabayel. Juara dunia kelas berat bersatuan itu bahkan secara langsung menyerahkan sabuk juara kepada Kabayel setelah laga berakhir. Meskipun belum ada konfirmasi apakah keduanya akan bertarung di masa depan, kemenangan ini menempatkan Kabayel sebagai salah satu petinju yang patut diperhitungkan di divisi kelas berat.
Sementara itu, kekalahan ini menjadi pukulan berat bagi Zhilei Zhang. Dalam enam pertarungan terakhirnya, Zhang telah mengalami tiga kekalahan, termasuk dari Joseph Parker pada 2024. Kini, dengan usianya yang telah menginjak 41 tahun, peluang Zhang untuk merebut gelar juara dunia semakin menipis.
Kabayel sendiri kini mencatatkan tiga kemenangan besar secara berturut-turut dalam pertandingan di Riyadh. Sebelumnya, ia kurang diperhitungkan sebagai penantang serius di kelas berat, tetapi dengan performanya yang dominan, ia telah membuktikan dirinya sebagai salah satu petinju yang patut diperhitungkan. Mantan juara Eropa ini tidak hanya meraih kemenangan, tetapi juga melakukannya dengan cara yang menghibur dan penuh aksi.
Dengan kemenangan ini, Kabayel kini menanti langkah berikutnya dalam kariernya. Kemungkinan besar ia akan menghadapi petinju papan atas lainnya sebelum mendapatkan kesempatan bertarung melawan Usyk. Meski Usyk dikabarkan hanya berencana bertarung dua kali lagi sebelum pensiun, Kabayel telah memastikan bahwa namanya masuk dalam daftar petinju yang layak diperhitungkan di divisi kelas berat.
Di sisi lain, Zhang menghadapi kenyataan pahit dalam kariernya. Petinju asal Tiongkok itu masih merupakan ancaman dalam beberapa ronde awal, tetapi kelemahan stamina yang selama ini menjadi kendala kini semakin terlihat. Jika ia tidak melakukan perubahan besar dalam strateginya, masa pensiun mungkin akan semakin dekat.
Pertarungan ini menjadi bukti bahwa divisi kelas berat masih menyajikan persaingan yang sengit dan penuh kejutan. Dengan Agit Kabayel yang kini mencuat sebagai petinju elite, dunia tinju menantikan apakah ia akan mampu menantang para juara besar dan menorehkan namanya dalam sejarah kelas berat.
