4 December 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeDaerahBengkayangMasyarakat Adat Banan Lumar Sadar Akan Kelestarian Lingkungan Kawasan Hulu Sungai

Masyarakat Adat Banan Lumar Sadar Akan Kelestarian Lingkungan Kawasan Hulu Sungai

Bengkayang (Kalbar Sepekan) – Masyarakat Adat Banan di Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, kini semakin menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kelestarian lingkungan, khususnya kawasan hulu sungai yang menjadi sumber air baku bagi Tirta Bengkayang. Kesadaran kolektif ini muncul sebagai respon atas berbagai kerusakan hutan yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, serta kekhawatiran bahwa bencana ekologis serupa dapat menghampiri wilayah mereka jika tidak diantisipasi sejak dini.

Kabar mengenai gerakan pelestarian lingkungan tersebut disampaikan oleh tokoh masyarakat adat, Krisantus Roy, melalui postingan akun Facebook pribadinya pada Selasa (2/12/2025) pukul 18.11 WIB. Dalam unggahannya, ia menegaskan bahwa kawasan Barisan Gunung Bawang yang menjadi hulu Sungai Bengkayang harus dilindungi dan tidak boleh dirusak oleh pihak mana pun, termasuk korporasi yang berpotensi mengancam kelestarian alam di kawasan Barisan Gunung Bawang.

“Hulu Sungai sumber air baku Tirta Bengkayang di Barisan Gunung Bawang ini jangan sampai dirusak oleh korporasi,” tulis Roy dalam pernyataannya. Ia juga mengingatkan agar masyarakat Bengkayang tidak mengalami nasib yang sama seperti beberapa daerah lain di Indonesia. “Biarlah hanya Tapanuli Tengah, Padang, dan Aceh yang mengalami, karena memang sudah terjadi. Jangan sampai terjadi di tempat kami,” lanjutnya.


Dalam unggahannya tersebut, Roy juga membagikan beberapa foto prosesi ritual adat, spanduk pengumuman, hingga prasasti yang bertuliskan “Pengukuhan Hutan Adat Milik Komunal Masyarakat Adat Banan-Lumar”. Pengukuhan ini resmi ditetapkan pada 22 November 2025 oleh Esidous, S.P., M.P, dan menjadi simbol komitmen masyarakat adat dalam menjaga kawasan hutan sebagai ruang hidup dan sumber air utama.

Gerakan menjaga hulu sungai ini pun mendapat banyak dukungan dari masyarakat melalui media sosial. Salah satunya datang dari akun Facebook Esidorus Van Lumar, yang menyoroti pentingnya kolaborasi pemerintah dalam mendukung upaya masyarakat adat.
“Semoga pemerintah bisa berkolaborasi dengan masyarakat adat dalam menjaga kawasan hutan. Selama ini masyarakat adat menjaga kawasan hutan dengan inisiatif sendiri, biaya sendiri, dan bekerja sendiri tanpa adanya dukungan pemerintah,” tulisnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Wiro Wiro dalam komentarnya. Ia menilai langkah masyarakat adat Banan-Lumar adalah bentuk antisipasi penting sebelum bencana ekologis terjadi.
“Nah… ini yang ku suka. Antisipasi sebelum bencana terjadi. Jadikan adat istiadat sebagai perisai untuk melindungi kita dari tindakan yang mengancam dan merugikan masyarakat kita sekarang maupun di masa mendatang,” ujarnya.

Gerakan menjaga kelestarian hulu sungai ini bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat adat Banan-Lumar, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat menjadi benteng pertahanan utama dalam menjaga lingkungan. Selama ini, hutan adat di Barisan Gunung Bawang telah menjadi wilayah penting yang menopang kehidupan masyarakat sekitar, termasuk sebagai sumber air bersih yang digunakan oleh Tirta Bengkayang untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.

Kesadaran yang tumbuh ini juga menunjukkan bahwa masyarakat adat memiliki peran besar sebagai garda terdepan dalam pelestarian lingkungan. Dengan pengetahuan lokal dan kearifan adat yang turun-temurun, mereka mampu menjaga keseimbangan ekosistem tanpa mengabaikan nilai-nilai budaya yang menjadi bagian dari identitas komunitas.

Penyataan dan dukungan publik ini diharapkan menjadi momentum yang mendorong pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk lebih aktif terlibat dalam menjaga kawasan hutan dan sumber air baku. Kolaborasi antara masyarakat adat dan pemerintah sangat penting agar upaya pelestarian tidak hanya bertumpu pada masyarakat adat, tetapi juga didukung regulasi, pengawasan, serta pendanaan yang memadai.

Dengan langkah-langkah nyata yang telah dilakukan, masyarakat adat Banan-Lumar berharap kawasan hulu sungai tetap lestari dan terjaga untuk generasi mendatang. Ini menjadi pesan bahwa menjaga alam bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga tertentu, tetapi tanggung jawab bersama demi keberlangsungan hidup masyarakat luas.

IKUTI BERITA KAMI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Iklan Kami -spot_img

Most Popular