Kalbar Sepekan – Tinju Dunia hari ini, Dunia tinju kembali menyorot Jepang pada Minggu (14/9/2025) malam. Pertarungan akbar akan digelar di IG Arena, Nagoya, Jepang, ketika sang juara tak terkalahkan, Naoya Inoue, naik ring untuk mempertahankan sabuk juara dunia sekaligus melanjutkan rekor impresifnya. Namun, atmosfer pertandingan kali ini terasa berbeda. Inoue yang dikenal dengan julukan “Kaibutsu” atau Si Monster, justru mengaku sempat ketar-ketir menghadapi lawan tangguh asal Uzbekistan, Murodjon Akhmadaliev.
Inoue tampil di hadapan publiknya sendiri dengan beban besar di pundaknya. Bukan hanya mempertahankan sabuk juara, tetapi juga menjaga catatan sempurna yang ia miliki sejauh ini. Dari 30 kali naik ring, petinju berusia 32 tahun itu menorehkan 27 kemenangan melalui KO dan tiga kemenangan lewat perhitungan angka. Rekor tersebut membuatnya dijuluki monster dalam dunia tinju. Pada pertarungan terakhirnya di bulan Mei lalu, ia sukses menundukkan Ramon Cardenas di Amerika Serikat lewat kemenangan telak.
Meski begitu, menghadapi Akhmadaliev tidaklah perkara mudah. Dilansir dari Zamin.uz, Inoue mengakui bahwa ia cukup memikirkan kekuatan fisik lawannya kali ini. “Soal kekuatan secara menyeluruh, saya pikir saya tidak kalah dari Akhmadaliev. Tetapi, fisik dan kekuatannya membuat saya berpikir kembali,” kata Inoue. Ungkapan itu menunjukkan bahwa sang juara dunia sekalipun tidak memandang remeh calon lawannya.
Murodjon Akhmadaliev, atau akrab disapa MJ, memang punya reputasi yang menakutkan. Dari 15 kali duel profesional, ia hanya sekali merasakan kekalahan. Namun, statistik KO miliknya membuat siapa pun lawannya harus waspada. Luis Castillo menjadi korban terbaru dari pukulan keras Akhmadaliev. Pada laga yang baru berjalan delapan ronde, Castillo dipaksa menyerah lewat TKO. Catatan ini memperlihatkan betapa berbahayanya gaya bertinju Akhmadaliev yang agresif dan eksplosif.
Petinju asal Uzbekistan yang kini berusia 30 tahun itu juga tidak gentar meski harus tampil di Jepang, kandang Inoue. Baginya, ring tinju tidak mengenal tempat. “Kalau salah satu dari kami terkena pukulan telak, pasti langsung KO,” ujarnya, dikutip dari Ringmagazine.com. “Kalau kami sama-sama habis-habisan, pasti KO akan hadir. Mereka ingin duel ini diselenggarakan di Jepang, tidak di tempat lain. Tapi ring tinju sama saja di mana pun duel digelar. Yang terpenting tidak ada politik yang mengganggu duel,” tegasnya.
Pertemuan keduanya ini diprediksi akan menjadi salah satu laga paling menarik tahun ini. Inoue dikenal dengan gaya bertinju cepat, akurat, dan bertenaga, sementara Akhmadaliev punya keunggulan dalam kekuatan pukulan dan daya tahan fisik. Kombinasi ini membuat duel berpotensi berlangsung sengit dan bisa berakhir dengan KO kapan saja.
Dari sisi penonton, publik Jepang tentu berharap Inoue dapat mempertahankan kebanggaan negaranya. Apalagi, selama ini Inoue menjadi simbol kejayaan tinju Jepang di kancah dunia. Namun, Akhmadaliev datang dengan ambisi besar. Ia ingin mencetak sejarah dengan mengalahkan salah satu petinju terbaik dunia yang belum terkalahkan hingga saat ini.
Dengan catatan rekor impresif, reputasi yang menggelegar, serta beban mempertahankan sabuk juara, Inoue jelas berada dalam sorotan. Apakah Si Monster akan kembali menunjukkan taringnya di depan ribuan pendukungnya, atau justru harus merasakan kekalahan perdana dari tangan petinju Uzbekistan yang penuh kejutan? Jawaban itu akan terungkap malam ini di IG Arena, Nagoya.
Yang jelas, tinju dunia hari ini bukan hanya sekadar duel mempertahankan sabuk, tetapi juga laga yang bisa mengubah arah karier kedua petinju. Kemenangan bagi Inoue akan semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu legenda hidup dunia tinju. Namun, jika Akhmadaliev berhasil menang, maka dunia akan menyaksikan lahirnya bintang baru yang siap mengguncang panggung tinju internasional di IG Arena Nagoya.