13 November 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeDaerahSingkawang111 Kasus DBD di Singkawang, Tidak Ada Kasus Kematian

111 Kasus DBD di Singkawang, Tidak Ada Kasus Kematian

Singkawang (Kalbar Sepekan) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Singkawang tercatat mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes) Kota Singkawang, hingga akhir Agustus 2025 sudah terdapat 111 kasus DBD. Meski jumlahnya tergolong tinggi, kabar baiknya tidak ada kasus kematian yang tercatat sehingga wilayah ini belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Singkawang, Hendry Aprianto, mengungkapkan bahwa seluruh pasien sudah mendapatkan penanganan medis di fasilitas kesehatan maupun rumah sakit setempat. “Kasus DBD tahun ini memang cukup tinggi, yang kita data hingga Agustus 2025 ada sebanyak 111 kasus. Namun seluruh pasien berhasil ditangani dan tidak ada kasus kematian,” ujarnya pada Minggu (21/9/2025).

Menurut Hendry, ada beberapa faktor yang memicu meningkatnya kasus DBD tahun ini. Salah satunya adalah kondisi cuaca panas berkepanjangan yang menyebabkan masyarakat lebih banyak menampung air bersih. Kondisi tersebut menjadi peluang besar bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. “Nyamuk betina Aedes ini bisa bertelur hingga ratusan butir dan mampu bertahan di musim panas. Pola inilah yang meningkatkan risiko penularan DBD,” jelasnya.

Untuk menekan angka penyebaran, Dinkes Singkawang menyiapkan strategi pencegahan melalui pembagian bubuk abate secara gratis di seluruh puskesmas. Bubuk abate ini diharapkan dapat digunakan warga untuk mengendalikan jentik nyamuk di tempat penampungan air. “Masyarakat bisa mengambil abate secara gratis di puskesmas terdekat. Ini langkah pencegahan agar air yang ditampung tidak menjadi sarang nyamuk,” tambah Hendry.


Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat, termasuk dengan melakukan gerakan 3M Plus. Yaitu menguras tempat penampungan air secara berkala, menutup rapat wadah penyimpanan air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Langkah tambahan lainnya seperti menggunakan kelambu, lotion anti nyamuk, hingga menjaga kebersihan lingkungan juga sangat dianjurkan.

Secara keseluruhan, Provinsi Kalimantan Barat mencatat 740 kasus DBD sepanjang 2025 dengan dua kasus kematian, masing-masing terjadi di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Mempawah. Meski tidak ada korban jiwa, Singkawang menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi dibanding daerah lain. Ketapang mencatat 85 kasus, Bengkayang 83 kasus, dan Kubu Raya 70 kasus. “Singkawang masih menjadi wilayah dengan tingkat kewaspadaan tertinggi karena jumlah kasusnya melampaui daerah lain,” tegas Hendry.

Meningkatnya kasus DBD ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Dinkes Singkawang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk RT/RW, sekolah, hingga kelompok masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya DBD. Kampanye pencegahan digencarkan, mulai dari sosialisasi di sekolah hingga kerja bakti membersihkan lingkungan.

Hendry menambahkan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini. “DBD bisa dicegah kalau masyarakat sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kami harap setiap rumah tangga ikut aktif, karena tanpa dukungan warga, program kesehatan tidak akan berjalan maksimal,” pungkasnya.

Dengan upaya bersama pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Singkawang bisa ditekan dan tidak lagi meningkat di sisa tahun 2025. Pemerintah Kota Singkawang menegaskan bahwa kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama, terutama dalam menghadapi potensi wabah penyakit menular seperti DBD.

IKUTI BERITA KAMI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Iklan Kami -spot_img

Most Popular